This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 18 Desember 2017

Kerja Ikhlas

(Buat Rekan Saya Komisioner KPU Kota Tidore Kepulauan)

Suba se Tabea...

Ketika kita hendak mengerjakan sesuatu -- apalagi diserahi amanat -- hal yang utama diperbaiki adalah niat. Niat menjadi kunci sebelum memulai suatu hal, terlebih pekerjaan. Luruskan secara benar dan seikhlasnya niat hanya untuk mencari dan semata-mata mengharapkan Ridha Allah.

Bekerja dengan ikhlas hanya karena Allah adalah bekerja dengan karya terbaik, prestatif dan menjadi teladan kebaikan bagi semuanya. Sebaliknya, bekerja tanpa ikhlas, ia akan terasa berat dan menjadi beban. Namun kalau ia ikhlas, ia pun akan bekerja dengan penuh kecintaan, kesungguhan dan kegairahan. Ada rasa bahagia yang memuncak manakala dapat menuntaskan pekerjaannya itu.

Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah menggambarkannya, bahwa bekerja, beramal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong airnya dengan kerikil pasir. Memberatkannya tetapi tidak bermanfaat.

Menurut Imam Al-Ghazali, puncak keikhlasan dalam bekerja dan beramal adalah manakala tumbuh atas kesadaran yang tulus dan keinsafan yang mendalam, bahwa segala sesuatu yang ada adalah milik Allah dan hanya Dia-lah Tuhan yang Maha Segala-galanya. Sehingga beribadah, beramal, bekerja hanya karena Allah. Maka, jika ikhlas ini sudah menjadi karakter hati, niscaya  akan menjalani kehidupan ini dengan lurus, benar, dan istiqamah (konsisten).

Mari kita pulang menengok tata nilai luhur kita, Moloku Kie Raha -- walkhusus kearifan leluhur Tidore -- yang menjunjung "Toma Loa se Banari" yang bermakna kebenaran dan keadilan, ada juga "Suba se Paksaan" (saling menghormati), "Budi se Bahasa" (menjaga adab dan tata krama), "Syah se Fakati" (musyawarah dan mufakat), "Ngaku se Rasai" (saling mengakui dan menyayangi), dan terlebih tata nilai "Mae se Kolofino" yang berarti malu dan takut berbuat salah. Keseluruhan tata nilai luhur ini menjadi landasan hidup, beraktivitas/bekerja, bertingkah laku, hingga mereka berlisan. Semua nilai itu dilakoni dengan penuh keikhlasan tanpa mengharapkan pujian, jempolan, tepuk tangan, dan seterusnya.

Orang yang ikhlas tentu akan membuat kinerja menjadi bermakna dan tidak sia-sia. Kinerja yang bermakna adalah kinerja yang berangkat dari hati yang ikhlas dan mengikuti aturan yang disyariatkan di dalam Islam maupun ketentuan norma perundang-undangan. Lalu akan memberikan terbaik dalam ibadah, beramal dan bekerja, karena ia berkeyakinan bahwa Allah merupakan tujuan terbaik di atas segalanya.

Bekerja dengan ikhlas itu memang kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Namun tidak mustahil dilalui dengan terus belajar ikhlas dan membiasakan diri menjadi orang yang ikhlas.

Dikisahkan ketika seekor burung kecil berusaha memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam. Nyala api yang disiapkan Raja Namrud itu begitu besarnya, sementara sang burung hanya meneteskan air dari paruhnya yang mungil.

Ia bolak-balik mengambil air, kemudian membuangnya ke tengah api. Begitu berulang-ulang. Tentu saja hewan-hewan lain mentertawakannya: “Mana mungkin kau bisa memadamkan api itu?”

Burung kecil itu hanya menjawab: “Aku tahu tidak mungkin memadamkannya. Tapi aku ingin Allah mencatat bahwa aku telah peduli dan berusaha.”
Dan akhirnya api memang tidak bisa membakar Nabi Ibrahim dengan mukjizat dari Allah. Namun usaha burung kecil tetap dicatat sebagai amal kebajikannya.

Allah tidak melihat hasil, tetapi melihat usaha yang kita lakukan sebisa mungkin sesuai kemampuan kita. Sebab bisa jadi pekerjaan besar bahkan super besar, dapat dikerjakan oleh orang yang biasa-biasa saja bahkan di bawah biasa, seperti kita. Namun Allah-lah yang Maha Besar, yang berkenan membesarkan-Nya, karena ada keikhlasan dan kesungguhan kita.

Akhirnya, mari kita tetap menjaga dan merawat nalar, tutur, sikap serta tingkah laku tetap dalam jalur dan khitah kewarasan dalam setiap aktivitas pekerjaan apapun, entah sebagai birokrat, politisi, TNI/Polisi, jaksa, hakim, petani, nelayan, pedagang, jurnalis, buruh, dan lain sebagainya.

Bahwa ikhlas adalah puncak tertinggi ketauhidan, tanam dan tancapkan kedasar sanubari, Ibrahim, Hajar dan Ismail sudah mengajari.
Semoga kita terus-menerus belajar ikhlas tanpa batas.


*) catatan ini saya persembahkan buat rekan-rekan Komisioner KPU Kota Tidore Kepulauan. Terus saja berbuat baik, tak usah peduli orang berterimakasih, mengakui, menghargai atau tidak. Yang penting Allah ridha.

-- Alloed Dahlan
Tomalou - Tidore, 19 Desember 2017

Rabu, 13 Desember 2017

Satu Sore di Landmark Ternate

Kota ini memang terbuat dari rindu. Sejak berpisah beberapa lama. Kita (saya dan dua kawan, DM, DH) bertemu di landmark kota beratap senja. Titik nol Kota Ternate. Kita berbagi cerita, berbagi kisah, sambil bersenda gurau.

Harusnya memang kita saling merendahkan hati. Tentang rindu yang datangnya selalu tanpa permisi. Adakah alasan logis untuk merindu? Atau jangan-jangan ini bagian rekayasa rasa yang tidak mau terus berjauhan?

Senja selalu indah. Langit merah saga selalu menyejukkan setiap pasang mata yang mulai letih selepas bekerja seharian.
Lalu rindu pun terbayar kala mentari senja menutup mata di belahan barat bumi-Nya.

Tak terasa langit pun meredup. Lantunan adzan Magrib menggema di berbagai penjuru kota. Senja dan rindu kembali tersimpan pada tempatnya masing-masing. Dan aku – mendamaikan kenyataan yang ada.

*) Landmark - Ternate,
Selasa 12 Desember 2017

_________________________
Mereka uji coba kamera handphone dan skill: Dahlan Malagapi, Mahmud Hi Ibrahim dan Darmin Hi Hasim
Phonegrafer: DM, MI, DH.